Pasukan Penginvasi Plamongansari 2013
Januari 26, 2014
Hai halo~
Melaporkan, disini, pemilik blogger "Bila Box" yang suka menghilang
masih hidup, dan berencana berbagi pemikiran salah satu "sesi"
kehidupannya, dari sudut pandangnya yang makin terbarukan -halah. Saya, makhluk
langka abad 21, saat ini masih hidup dalam
di dunia akademis ke-tata kota-an.
Layaknya
dalam suatu laboratorium sosial, kami para mahasiswa perencanaan sebagai alat
percobaan yang dapat dipakai berkali-kali dalam suatu eksperimen sosial. Proses
yang terjadi antar individunya berupa hubungan "trial and error".
Tiap individu berusaha mengembangkan kemampuannya dalam bersosialisasi,
berkomunikasi, dengan adanya gesekan dimana-mana, dan itu butuh pengendalian
diri, kesadaran sosial serta konsentrasi tentunya
Basamuuu
mbaak….
Heuh… Di
semester 3 kemarin -yang ditutup dengan Properia Closing Party- kami mendapat
ilmu praktis perencanaan, dalam mata kuliah Proses Perencanaan (Pro-Per). Mata
kuliah yang paling "primadona" itu, semacam warming-up step awal para calon dokter kota. Dan seperti kode
etik tak tertulis, kami dibentuk secara berkelompok, dan tentu saja kedepannya
akan selalu berkelompok, less individualis.
Apalah guna belajar tata ruang, jika kita tak diimbangi kemampuan
bersosialisasi. Menata ruang, kan berarti
menata tempat terjadinya proses sosial. Karena proses sosial melibatkan
banyak orang, banyak otak sehingga menata ruang tak bisa sendiran sob. Ruang
milik orang banyak, apalagi ini negara berasaskan permusyawaratan.
Jadi,
kelompok kali ini terikat kontrak dari awal semester sampai akhir semester.
Konsekuensinya yang unavoidable, dan
bersifat mutlak absolut hukum alam 100%, otomatis membuat kami akan sering
bertemu melakukan hubungan sosial, membesarkan tugas mingguan bersama-sama yang
nantinya berujung pada laporan tugas besar.
Hell
yeah.. Let me introduce us..
Kami,
sebuah pasukan, yang ditugaskan memata-matai dan menginvasi daerah perbatasan
berupa kawasan suburban kota Semarang yang strategis, yaitu Kelurahan Plamongansari, dengan
menunggangi motor pribadi, bernama Plasa2, terus ganti jadi Plari -terus
penulis pribadi pengen ngerubah jadi Plammers, tapi pada ga tertarik =,,= . Dan
rupa terbaik kami bersembilan dapat dilihat dibawah ini -amati baik-baik,
karena gambar ini tak akan pernah keluar di ujian- Well, kami terlihat kompak
memakai baju biru saat sesi photoshoot
di RTH yang baru dibangun dengan lighting
yang uncontrolled -karena pake teriknya
matahari Banyumanik di siang bolong.
Selama
satu semester, selalu bertukar pikiran dan bekerja sama secara intens,
menyadarkan akan kekurangan dan potensi masing-masing. Bagi saya, mereka
kombinasi pasukan perang terbaik yang pernah dirasakan semenjak masuk dunia
gembira PWK. Masing-masing mereka, bagaikan buah yang menyatu menjadi suatu jus
ajaib…. bernama Plari. Punya karakter dan pola pikir masing-masing, tapi
campurannya menyegarkan, tak bertubrukan, tak mengalahkan yang lain, saling
melengkapi dan menyempurnakan. Walau ternyata ketika dicicipi, jusnya kurang
gula, kurang sempurna, karena tugas pohon masalah kurang dapat kami
pertanggungjawabkan ketika diuji dosen.
Hikmah
paling utama setelah berkumpul lama dengan mereka, saya pribadi makin mengenali
senjata boomerang berupa ke'obsesifan' terhadap detail dan komprehensif-isme.
Di satu sisi menjadi kelebihan, tapi di waktu tertentu bisa jadi kekurangan,
karena penyelesaiannya memakan banyak waktu. Susah ditinggalkan, kalau tidak
dengan paksaan, karena sudah menjadi habit.
Mereka
juga mengakui potensialnya diri ini tapi sayang terkesan seperti dipendam,
karena sikap diam dan terkesan acuh.Waaahh... Maksud hati berusaha memberi
ruang pada yang lain, tapi sepertinya diberikan pada waktu yang tak tepat. Dan
diri ini bukan tipe orang yang suka mendominasi dan muncul ke permukaan untuk
unjuk kebolehan. Namun sekarang rasanya bagaikan terlena dikelilingi
bakat-bakat yang unmaximized…
sigh~
Rasa
terimakasih serta hormatku pada mereka, karena dengan sukarela telah berbagi
peran membuat beragam kenangan dalam perjuangan mencari jati diri -heeeeey… mencari nilai ding. Tentang bagaimana saling menghargai perbedaan, saling
memahami, saling penuh pemakluman, saling menyemangati, juga tentang bagaimana
seringnya salah jalur ketika harus fokus
berdiskusi, atau branding makanan wajib pas survey: mi ayam, dan bagaimana
sukanya kami untuk selalu makan, makan, makan. Puncaknya, malam itu, ketika H-4
menuju deadline, kehadiran mereka, buat menemani ngelembur layout dari pagi
sampe pagi lagi, benar-benar menjadi cambuk nerakaaa pembakar semangat untuk
mempersembahkan yang terbaik… yehet
Yang
berkesan adalah ketika ngeliat mereka satu persatu akhirnya menyerah untuk
tidur, hingga akhirnya saat itu hanya setor keberadaan tubuh, dan makluk
nokturnal ini melek sendirian, in the midle of
the night, berkutat dengan asus putihnya selama berjam-jam, sambil
sesekali karaokean, dan melirik ke arah mereka dengan pandangan laser hijau
korosif yang glow in the dark …
Karena kalian terlihat pulas sekali seperti anak kucing, dan makhluk ini
tiba-tiba bingung, melihat dirinya sebagai induk kucing atau sebagai kelelawar
=..= Tapi tetep, terimakasih bagi
pasukan Plari yang mempercayakan layout laporan, padahal ini first experience
graphic design dalam bidang layout, dan menjamah Ms Publisher.
Intinya
bagi saya sih bukan masalah siapa yang paling bekerja keras,tapi kita sebagai
suatu tim sudah seharusnya saling melengkapi, memberikan kinerja yang terbaik,
walau sumbangsihnya memang menyesuaikan potensi dan kapasitas masing-masing.
Dari pasukan ini, aku dapat merasakan indahnya bekerja dalam kelompok yang
solid. Hanya saja diri ini perlu bersiap-siap lagi, menghadapi partner yang
belum diketahui di semester mendatang. Yeaaaah semuanya telah bekerja
kerasss…
Penasaran
dengan laporan akhir hasil kerja keras kami? Let's click this to download the pdf version --> http://adf.ly/cdu5q
Thank's for reading. Ciao!
Heavy Raining Holiday
#PrayforIndonesia
0 comments
Berkomentarlah, sebelum berkomentar itu dilarang