Warning: Ini adalah postingan yang secara materi agak berat dibanding biasanya, berhubung saya kuliah di jurusan yang dituntut buat sadar akan masalah penataan ruang wilayah-kota, jadi yah begitulaah.. Selamat membaca :)
"Cities are only as resilient as their resident"
Semarang Kota Tangguh?
Hmm.. Semarang yang bagaimana itu? Perlu kita sederhanakan bahasanya, bahwa:
Kota Semarang x konsep resilience city = Semarang Kota Tangguh
Pondasi Semarang Kota Tangguh
Buat bikin Semarang Kota Tangguh, itu layaknya seperti bangunan, ada material dasar untuk membuat pondasi kokoh. Material inti tadi ada 4: Manusia, Konsep, Sistem dan Infrastruktur. Masing-masing substansi tadi harus saling bekerja sejalan dan bersama-sama.
Apa yang bisa dilakukan anak muda buat bikin Kota Semarang jadi kota yang tangguh?
Kembali kalo kita balikin ke subjek kita: anak muda. Apa sih kelebihan mereka, sampe-sampe harus dilibatin buat bikin Semarang Tangguh?
“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnyaberikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)
Adanya dialog-dialog terbuka, memastikan seluruh komunitas ikut serta adalah pekerjaan besar yang perlu dilakukan bersama. Penduduk Kota Semarang tidak bisa terus menerus menggantungkan diri pada pemerintah ketika ada masalah datang. Seperti kata walikota New Orleans, Mitch Landrieu, kota yang pernah dilanda badai Katrina sbb:
Seluruh komunitas yang ada harus terlibat, apalagi anak muda yang notabenenya adalah generasi penerus, pemegang masa depan kota. Tapi ga cuma sebatas status, dengan kondisi tersebut generasi penerus dituntut jadi generasi yang harus lebih baik dari generasi sebelumnya. Mereka harus lebih agresif dan inovatif dalam mengelola kota. Mimpi Kota Semarang menjadi Kota Tangguh adalah misi jangka panjang yang butuh pemuda-pemuda yang punya kesadaran untuk meneruskan mimpi-mimpi pembangunan Kota Semarang tadi, bahkan lebih. Seperti lari estafet, ada tongkat harapan yang perlu dibawa sampai ke garis finish #aseek
Agar Banyak Pemuda Tahu dan Peduli
1. Gunakan Media Sosial
Seperti yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Teknik Planologi UNDIP pada tahun 2014, menyelenggarakan kegiatan DIPOCITION, dengan tema “Climate Change and Urban Resilience”. Diikuti dengan rangkaian kegiatan seminar nasional, penanaman mangroove, urban campaign, sosialisasi ke siswa sekolah hingga festival jajanan sewu yang menjadi stimulus bagi pemuda untuk berwirausaha. Pada tahun ini, DIPOCITION 2015 berlanjut dengan tema Creative City. Hal ini menjadi tren yang bagus jika selalu dilanjutkan dari tahun ke tahun. Dimulai dari mereka yang sudah tahu akan pentingnya mengangkat isu perkotaan, para mahasiswa menyebarkan tren pentingnya mengetahui isu perkotaan ke khalayak umum.
Interests lead to skills, which lead in turn to commitment,
a key component of identity formation
(Kleiber; Marcia, 1980)
Agar Pemuda Memberi Solusi
Agen Public Relation
- Belajar melalui komunitas-komunitas yang ada sesuai dengan passion masin-masing.
- Ekonomi dan kemiskinan? Belajar entrepreneurship, belajar menjadi pedagang sejak kecil tanpa malu-malu
- Kemacetan? Hmm.. yang ini agak susah, karena kemacetan adalah dampak dari sistem dan solusinya adalah memperbaiki sistem tersebut secara keseluruhan. Sebagai anak muda, jadilah ahli trasnportasi, jadilah pimpinan kota yang dapat menciptakan sistem tersebut di masa depan, karena campaign-campaign gerakan transportasi yang ramah lingkungan saja tidak cukup untuk menciptakan transportasi yang berkelanjutan.
- Sampah? Tidak cukup buang sampah pada tempatnya, tapi juga olah sampah menjadi rupiah dengan membuat kompos, kerajinan tangan, membuat barang-barang DIY.
- Electricity? Penggunaan barang-barang ramah lingkungan, juga pola hidup yang bijak dalam menggunakan barang elektronik: lampu, kipas angin, AC.
- Ketahanan pangan? Mensupport bahan-bahan makanan lokal dan berusaha menggali berbagai resep kuliner lokal
- Linkungan Hijau? Bertanam awabannya.. Bertanam sebenarnya kegiatan menyenangkan karena bisa menjadi sarana rekreasi di tengah penatnya kehidupan perkotaan. Bagi anak muda angtinggal di kota dan suka kegiatan ang berbau tanaman, sampai saat ini masih ngetren secara global kegiatan urban farming, dengan berbagai inovasinya seperti hidroponik dan vertical garden. Gerakan penghijauan di kota juga sebenarnya dapat melibatkan mereka si anak muda yang merindukan ruang-ruang hijau.
- Menambah pengetahuan tentang cara hidup sehat dan ramah lingkungan, mengikuti workshop, campaign, menjadi volunteer, diskusi bersama isu-isu lingkungan sekitar.
Komunitas Seru
- Komunitas anak muda Hysteria melalui platform Peka Kota, mencoba mengadaptasi respon resiliensi kelompok Kathmandu Living Labs (KLL) di Nepal dalam menghadapi gempa Kathmandu dulu, dengan program pemetaan partisipatoris di Kelurahan Purwodinatan. Program ini memang menjadi salah satu program 100RC-nya Semarang.
- Indonesia Berkebun, komunitas yang bergerak melalui media jejaring sosial yang punya tuuan buat menyebarkan semangat positif untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program urban farming, yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang diubah menjadi lahan pertanian/perkebunan produktif. Di Semarang sudah ada jaringannya yakni Semarang Berkebun. Namun yang perlu jadi sorotan yakni keterlibatan pemuda di dalamya juga harus ada. Misal, di Bandung, terdapat gerakan pemuda sadar pertanian dan panganan lokal: Agritektur (tumblrnya), yang perlu di adakan juga di Kota Semarang.
- Komunitas-komunitas lingkungan lainnya: KOPHI Jateng, yang berpusat di Semarang, merupakan cabang dari KOPHI nasional, lalu ada CEO Semarang (Care Environmental Organization) & Atmosphere. Dan dapat dipastikan bahwa sebenarnya di tiap-tiap universitas di Semarang ada banyak perkumpulan yang mengkhususkan diri di bidang lingkungan.
- AIESEC UNDIP, komunitas global yang juga memiliki chapter di Kota Semarang yakni melalui UNDIP, menjadi komunitas mengkhususkan diri pada self-development dan leadership di anak-anak muda. Dengan agendanya dan berbagai kerjasama, AIESEC mencoba mengajak anak muda yang bedomisili di Semarang untuk mengembangkan potensi soft skill mereka.
- KeSEMaT, akronim dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (KeSEMaT) adalah Unit Kegiatan Kemahasiswaan Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Melalui kegiatannya yakni Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK), juga dengan komunitas volunteernya, KeMANGTEER Semarang, mereka mencoba berfokus pada usaha penanaman mangroove sebagai bentuk kepedulian lingkungan di bagian wilayah pesisir.
- Ada pula komunitas online semacam Loenpia sebagai komunitas para blogger Semarang yang sudah berusia 8 tahun. Komunitas ini memiliki peran penting sebagai forum tukar pikiran warga Semarang, termasuk anak muda, dengan aktivitas blogging atau menulis kreatif.
- Komunitas pecinta sejarah di Semarang, seperti OASE, Lopen. Komunitas ini mencoba menjaga kecintaaan sejarah akan Semarang dengan agenda-agendanya dan mengangkat isu-isu berkaitan pelestarian cagar budaya di Semarang. Mereka perlu diajak untuk melihat sejarah Semarang dari sisi perubahan adaptasi dan modernitas. Bagaimana sejarah berbagai tantangan di Kota Semarang, dapat menjadi pembelajaran bersama ke depan.
- Komunitas seni kreatif, yang dapat menjadi media yang mengkritisi isu-isu perkotaan dan manusia di Kota Semarang, hasil karya mereka dapat menjadi media efektif untuk menarik massa. Di Semarang terdapat ORarT ORET, juga Karamba Art.
- Dan komunitas-komunitas pemuda lainnya yang tidak terdeteksi di tingkat lingkungan
Saat ini sudah ada forum semisal Rembug Socmed, yang mempertemukan kalangan-kalangan online yang diinisiasi anak muda, dengan Pemerintah Kota Semarang yakni walikota Semarang, Pak Hendi. Perlu diadakan pula temu komunitas-komunitas anak muda di Semarang sejenis, untuk membahas agenda Semarang Kota Tangguh. Hal tersebut bisa menjadi langkah awal partisipasi para anak muda melalui komunitasnya, dengan harapan dapat bersinergi satu sama lain, termasuk dengan pemerintah. Sehingga kegiatan-kegiatan mereka menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain, seperti kepingan puzzle.
Kita semua satu tim, satu tim untuk mencapai tujuan #SMGTangguh. Tujuan itu adalah bentuk pilihan kita dalam menentukan nasib tempat kita tinggal kita, nasib Kota Semarang.
The Guardians of Atlas City
Referensi:
http://100rcsemarang.org
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang#Pendidikan
http://tentangsmg.com/lifestyle/komunitas-generator-kreativitas-di-semarang.html
http://www.boomsbeat.com/articles/2158/20140414/check-out-all-the-fun-things-to-see-and-do-at-bryant-park-new-york-photos.htm