#observasi

Weleri Got the Project

Oktober 28, 2013

Setelah kota kelahiran disinggung-singgung ama dosen Morfologi Kota, yang beliau merupakan satu-satunya profesor sekaligus guru besar di kampus, saya jadi tersentil pengen ngelakuin sesuatu buat kampung halamanku ini. Lebih tepatnya bukan tersentil sih, tapi kaya tersadar “oh ini loh.. tugas gak tertulis, seorang mahasiswa calon perencana”. Tanpa pikir panjang, dengan Mio GT-nya, asoy geboy ngebut di jalanan ibu kota Tembalang-Mangkang-Weleri, sehabis menghabiskan jus Red Devilnya di depan Indomaret (Jambu Biji – Tomat – Wortel – Coklat – dan ramuan merah bata lainnya). 

Weleri, yang dulu waktu kecil sering aku temui di peta jadi ‘Waleri’, merupakan kecamatan besar karena ramainya kegiatan perdagangannya se-Kabupaten Kendal. Weleri juga punya buanyak ‘budaya’ tersendiri yang perlu digali lebih dalam. 

Dan yang menjadi permulaan, di suatu hari yang indah, di hari Sabtu, sehabis semalam disiram hujan -Welerinya, seorang Dora-Muslimah-Tanpa-Ransel-Tanpa-Boot-Si-Monyet-dan-Tanpa-Peta-Yang-Memakai-Rok berpetualang dengan sepeda silvernya di Jalan Pantura.

Yeah I’m ready to go.. I’m ready to go..

Sumber: Weleri dalam Angka 2011, Bappeda Kabupaten Kendal
Dengan menenteng camera-pocket, tas khas sales dengan gantungan cicak, dan masker yang terbalik, kami, tim investigasi #haha, menelusuri pojok-pojok strategis di kota Weleri. Dan objek utama Weleri yaitu pertanian dan perdagangan menjadi sumber bidikan, karena memang potensi utama kota Weleri di kedua sektor tersebut.


Sumber: Dokumentasi Pribadi Sabila AB, 2013

Diatas merupakan lahan pertanian di desa Karanganom. Jalanan diujung mata memandang #halah, merupakan jalan alternatif bagi truk dan bus yang menuju arah Jakarta (ke arah kanan) atau ke Semarang (ke arah kiri). Tiap pulang kesini, ke Weleri, apalagi arah rumahku yang menuju pantai, selalu terdapat pemandangan hamparan sawah. Karena memang tanahnya subur, tanah Latosol. Sayang di tahun ini, sering diadakan pengurukan sawah untuk dijadikan areal terbangun seperti sarana rekreasi, perumahan, ruko. 

Yang disebelahnya adalah foto aktivitas perdagangan di dalam Pasar Induk Weleri lantai 1. Gak tau blok berapa, asal jepret aja dimana ada barang-barang dagangan yang rame. Pasar kece milik rakyat Weleri ini juga keliatannya jarang sepi, adanya malah selalu rame. 

Tujuan proyek ini adalah mengumpulkan sebanyak-banyaknya data tentang Weleri, khususnya foto dan data-data lokal yang tidak mudah dicari di web instansi pemerintah ataupun web tentang Weleri yang sudah dulu ada, sehingga memudahkan bagi para peneliti dan researcher, dalam melakukan penelitian, tugas atapun kajian khusus berkaitan dengan Weleri. Proyek ini tidak akan melebar sampai memberitakan berita-berita resmi dan terkini tentang kecelakaan, acara besar, pembunuhan, perampokan, kunjungan orang penting dan lain sebagainya. Tapi dimungkinkan dimuat dengan sudut pandang penulisan yang agak berbeda karena memang ini blog bebas, yang berisi apapun, dengan ciri penulisan yang bebas pula. 


Diharapkan, informasi-informasi yang diketahui penulis, sebagai salah satu rakyat Weleri, dapat di bagikan dan berfungsi, sehingga semakin banyak yang mengetahui betapa menariknya Weleri ini, ataupun spot-spot seru terselubung di kota kecil ini. 

Oke, cukup sekian teaser dari ‘Weleri Got the Project’, nantikan postingan eksklusif berikutnya yang berisi foto-foto eksotisnya Weleri. Haha..

#daily life

Memori Masa SMA: A Thing Called Physic

Agustus 20, 2013







Hi man! Bila is back.. haha. Bila's here again, after long time. Kembali membuat cerita dan tulisan, dan sedikit bermain dengan sisi yang disebut 'penulis', 'blogger', 'hobi', 'waktu luang', apapun itu, untuk melakukan yang terbaik :D Ide postingan ini, aku dapat ketika aku kembali libur kuliah Semester 2,dan berhadapan dengan tumpukan buku tulis SMA. And I did told my self “Here we go!”, mari kita sedikit mengingat kenangan itu, sebelum semua termakan waktu. Mungkin postingan ini akan berlanjut, melihat bagaimana banyaknya memori yang terlalu berharga untuk dilepas tanpa dituliskan selama masa 3 tahun itu *ouch don’t become so melancholic bil..

Mari kita mulai dengan sebuah pernyataan: “Aku benci Fisika”, dan entah kenapa aku mencoba memasukkan sesuatu yang aku sebut kreativitas ke dalam cover buku catan Fisika Kelas 3 !!! Ide memancing semangat agar otak tidak meledak di saat merapalkan rumus yang sulit ku terapkan, dapat menjadi latar belakang kenapa aku mensemi-doodlingkan cover asli yang kubalik lalu aku lapisi dengan kertas lainnya –atau apapun namanya itu- sehingga buku catatan Fisikaku terlihat begitu menarik untuk dijamah dan dipelajari isinya diantara buku yang lain.


Cover Kece Penuh Memori Perjuangan 

Well.. itu hanya kiasan lebay, yang ada malah ‘cover tetaplah cover’ dan ‘don’t judge a book by its cover’. Mau luarnya terlihat cakep, tapi kalau dalamnya berisi rumus anakan E=mc2 dan persamaan sin cos tan, wah sama saja. Oh ya, cover boy disitu adalah gambaran imajiner seorang pria bernama Ken Hirai, musisi Jepang yang menurutku di awal debutnya sedikit aneh, yang disini sindrom kumis dan jenggotnyanya overdosis. Hirai, tidak memiliki hubungan special dengan Fisika sama sekali. Sama sekali.




Orang Jepang bernama Ken Hirai 

Tapi bayangan orang dengan kumis, jambang, jenggot dan rambut tebal berputar-putar di kepala.. That’s a real man bro. Kemudian ada kucing tertawa, pohon kancing, burung yang BAB ketika terbang, bahkan mini Einstein. Maskot resmi, sesuatu yang bernama Fisika. Dan itu sesuatu banget. Macam Kartini yang jadi maskot gerakan kesetaraan wanita di Indonesia. Tapi tetap saja mereka bagiku tidak sama, dan tidak sejajar *what the hell I’m saying

Betapa aku benci Fisika, walau aku berpura-pura untuk terlihat suka dan bekerja keras merangkulnya. Sampai-sampai membentuk kelompok belajar, dan meminta bantuan kakak kelas untuk mengajari. It was work, menutupi kelemahan dengan terus berusaha menyumbatnya. Hingga nilai UN sepadan dengan kemampuanku, 68 –angka bersih, hasil jujur. But let’s forget that shit.. Bersyukur, studiku sama sekali tidak memerlukan Sains. Fisika pernah menjadi sahabatku ketika sampai bahasan frekuensi dan gelombang. Dengan nilai ujian sekitar 87an. Tapi dunia serasa runtuh –halah lebay- ketika kutemukan Angry Birds mengorek luka dengan gerakan parabolanya.

Bagaimanapun fisika pernah menyentuhku, mengambil alih hatiku ketika ia mengenalkanku pada kejeniusan sel surya, sehingga aku menginginkannya menjadi property rumahku suatu saat nanti –halah, dan berbagai hal-hal elektronik, elektrik, listrik, yang tak dapat kujelaskan seberapa aku menginginkan untuk memahami mereka. Ilmu Noetic, sesuatu yang aku ketahui akhir-akhir melalui novel Dan Brown, yang aku kira juga sangat menarik, merupakan cabang fisika yang konon dapat menjembatani kesenjangan persepsi antara dunia sains dan dunia agama –padahal dalam agamaku, Islam keduanya sangat berhubungan, tapi haha aku takkan membahasnya disini.


Fisika dalam memoriku, penuh perjuangan dan pantas diperjuangkan. Aku sangat mengagumi para ahli dan ilmuwan fisika, siapapun diluar sana, aku tak tau apa yang kalian lakukan, tapi terima kasih telah membuat hidup ini indah, walau bahkan ada banyak kengerian di baliknya. Kalian benar-benar membuatku iri..

Satu hal yang sampai sekarang aku amati, setidaknya pada orang-orang yang aku kenal pintar dalam Fisika, bahwa aku belum menemukan -atau mungkin belum mencari- orang-orang Fisika yang secara bersamaan memiliki jiwa seni. Apakah karena masalah otak kanan dan otak kiri, serta keduanya yang tidak bisa berbaur, atau mereka, orang-orang fisika memiliki pandangan lain terhadap seni. Seni melihat sesuatu yang lain berdasarkan pandangan mereka. Hhmm.. aku belum tau ^^~ ! Dan aku akan sangat senang bisa berkolaborasi dengan seorang fisikawan yang pandai membuat doodle dengan rumus dan gambaran pesawatnya.




"We have to do the best we can. This is our sacred human responsibility." - Albert Einstein


#kampus

Tugas Ngeposter

Juni 27, 2013

Ini dia poster 30-menit-jadi. Dengan konsep semua-di-tangan-anda, insyaAllaah pelabuhan di Indonesia makin jadi harta karun yang bisa menghasilkan uang dan sumber pendapatan negara kalo ditangani dengan tepat.

Poster Pelabuhan yang mengharu biru :'(


Biarkanlah saya mengkritik poster saya sendiri sebelum orang lain melakukannya. Siip.... Ini poster yang totally failed, dari segi warna yang monoton. Tangannya pada bengkak-bengkak juga, isi kata-kata yang kebanyakan. Dan kurang ngena, pake banget. Perlu belajar banyak-banyak dan anti menyerah. The journey is gonna be long!

#daily life

Cerita dari Pucuk Semarang tentang Planologi

Maret 13, 2013

Yang mau masuk PWK UNDIP, pasti bakal ngrasain kayak beginian
Ohayo! Kali ini aku pengen cerita tentang jurusanku karena ada beberapa temen yang bingung dan belom dapet gambaran apa-apa tentang jurusan ini, dan semoga postingan ini juga dapat membantu dek adek minim pencerahan *heleh* buat ngasih gambaran jurusan PWK itu gimana sih biar entar gak nyesel kalo masuk sini. Peringatan, gambaran jurusan ini diceritakan menurut sudut pandang seorang mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang baru semester 2, jadi sangat diharapkan bagi pembaca untuk tidak sepenuhnya menjadikan bacaan ini menjadi bahan makalah atau penelitian 

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, atau basa abang supir daerah Tembalang yaitu Plano atau kalo ditanyain, “Lu kuliah jurusan apaan sih?” “Planologi” dan kebanyakan yang belom tau, pengertiannya mengarah ke arah ilmu tanam menanam. Sedikit ada yang tau kalo Planologi itu nyerempet-nyerempet ke ilmu perencanaan, tapi dikiranya bukan perencanaan wilayah dan kota. Hipotesa sesaat: planologi adalah jurusan yang banyak orang banyak belom tauuu :( Kasian

Karena beberapa hal, Planologi diganti jadi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, karena kalo cuman ‘Plan’ kesannya masih terlalu luas. Jadi disempitkan jadi Perencanaan Wilayah dan Kota, kerennya Urban ‘n Regional Planning. Namun sebutan Planologi kadang masih dipake ketika hal tertentu macam situasi kayak gini:

Naek Angkot
Gak lucu juga kan kalo mau turun bilang ke sopirnya “Perencanaan Wilayah dan Kota ya, pak”, makanya jadi “Plano ya, pak” . Atau mungkin situasi seperti ini:

Ditanyain, “Sekarang kuliah dimana? Jurusan apa?” kata pak guru, bu guru, tetangga, sodara, ama abang somay yang jadi langganan
Antara Perencanaan Wilayah dan Kota yang kepanjangan... atau Planologi yang butuh keterangan lebih lanjut, akhirnya diambillah kesimpulan: “Tata Kota, pak” (biasa ya... mager ngejelasin berkali-kali ke banyak orang kalo asing istilahnya)

Atau pas supporter’an waktu tanding olahraga
Planologi *prok prok prok prok* Planologi *prok prok prok prok* Bayangin deh Planologi diganti PWK! PWK! Perencanaan Wilayah dan Kota. Pasti garing. Suwer!

Mmm, yang terpikir oleh saya pribadi pertama kali ketika mendengar nama PWK, jurusan ini menyangkut gambar menggambar, menata kota, merencanakan pasar ama taman bermain dimana, mungkin game cityville banget kali ya.

Tapi udah aku tebak, jurusan ini gak mudah. Gak mudah karena pasti berhubungan ama wilayah yang isinya berbagai macam isi kepala, pejabat-pejabat, politik, dan hal semrawut yang ga pernah aku bayangin waktu dulu.

Bukan hanya menata dan merencanakan, namun kalo dianalis dengan metode statistika inferensial dan hukum Newton serta dipandang dengan tatapan laser *paaan siih, semuanya lebih dari itu. Karena perencanaan wilayah dan kota, sejatinya dia dituntut buat berpengetahuan luas, pinter sosialisi, negosiasi, komunikasi, juga ngelobi. Kita bisa dapat pengetahuan luas disini, karena di jurusan ini dituntut banyak tahu tapi tahunya dia tidak sampai mendalam.
Disini dapet nilai cumlaude itu gampang *kata kaka tingkat* :P Hanya rajin ngerjain tugas, ga pernah telat ngumpulinnya, aktif di kelas, sedikit kreatif, insyaAllah A berderet-deret rapi. Tapi cumlaude disini harus dengan catatan bisa sosialisasi alias kerja sama.

Efek setelah satu semester kuliah disini: Tiap kali lihat trotoar penuh PKL, aku langsung mikir, nih kerjaan kita di masa depan nih. Liat kemacetan tiap balik dari kampus, liat tempat pariwisata ga keurus, liat liat got penuh bau, ini juga kerjaan kita nih. Pernah salah satu dosen bilang, “Kalian itu harus bisa nerapin materi mata kuliah yang diberikan dengan kehidupan nyata. Karena PWK penuh dengan pengaplikasian” Laptop aku dong, penuh aplikasi, aplikasi game tuing tuing.. -__- sampe lemot *paaan siiiih...

Jadi kalo kita lihat sesuatu itu langsung dihubungin ama kuliahnya sekarang. Jadi, pas liat video Harlem Shake, wah kerjaan kita selanjutnya nih.

Kebanyakan yang lulus disini kerjanya mengarah pada bidang-bidang yang menyangkut wilayah dan kota *yaiyalah masak tentang masak-memasak kan gak lucu broh. Karena menyangkut manajemen suatu wilayah, diharapkan para bapak dan ibu dosen, lulusan jurusan ini paling enggak jadi Presiden. Yah, minimal jadi walikota, bupatilah ato kalo rela sih jadi istrinya presiden. <<==== emotnya bener gak nih... Selain itu juga bisa kerja di BAPPENAS, BAPPEDA, Dinas Tata Kota, di bidang perbankan atau swasta lainnya (LSM, organisasi kemanusiaan, konsultan).

Tapi sekarang aku udah semester 2, dan makin terjerumus ke dalam dunia persiapan menjadi menteri tata kota #ngareeep. Menariknya disini ga ada ipa, beneran, everything’s sosial. Kita kerja tugas apapun itu mata kuliahnya mesti mengarah pada kerja kelompok, kelompok dan kelompok. Karena disini isinya sosialisasi, penyatuan ide, kerjasama, bikin apapun selalu kelompok. Bisa dibilang Jurusan PWK itu Sosialnya Teknik. Berbeda macam arsitek yang dituntut orisinalitas ide produknya jadi invidualis.

Semakin hari, beban yang dipikul semakin berat. #tsah..
Ini cuma perasaan pribadi sih yang sering muncul awal semester 2 sekarang, bukan karena tugas kuliah yang berat dan beeeudjibuun, tapi emang tanggung jawab seorang planner –sebutan lulusan jurusan ini- emang kalo dipikir emang berat. Kita belajar menangani wadah hidup orang banyak, mulai dari manajemen fasilitas, sarana prasarana, mengurusi hajat hidup orang banyak. Insya Allah. Dan itu beeeeulibettt

Kuliah disini punya efek: jadi galau kalo ga ada kerjaan, karena kebiasaan yang dibentuk secara ga langsung yaitu setiap hari itu ada aja tugasnya. Jurusan ini juga banyak jalan-jalan. Lihat aja ke objek dari jurusan ini, yaitu wilayah dan kota, jadi sebagai calon planner yang baik kami disuruh jalan-jalan buat nyelesain berbagai macam tugas ato survey. Dan asiknya plano itu disitu. Gak melulu teori perencanaan, namun mahasiswa dituntut langsung untuk meninjau langsung dan blusukan, macam Pak Jokowow. Hihi.



Di angkatanku kali ini, angkatan 2012 terkenal multicultural banget dibandingkan angkatan-angkatan sebelumnya, tapi dibandingkan dengan jurusan lain ya mungkin kalah macam teknik sipil yang pertama kali jadi jurusan di fakultas teknik. Isinya dari ujung barat, alias Aceh sampe paling timur NTB ama Gorontalo. Mungkin entar 1-3 tahun lagi bakal ada orang Papua asli nyusul :D

Jurusan di UNDIP yang kece ini lahir tahun 1992, jadi masih termasuk muda. Namun jadi jurusan PWK ke-2 terbaik setelah PWK-nya ITB. Spesialiasi PWK di ITB lebih ke pembuatan kebijakan-kebijakan, kalo UNDIP kata dosennya Insya Allah segala bidang bisa. Dosennya yang bilang yaa..

Btw, ada apa dengan judulnya? Kenapa pucuk?

Karena yang bikin postingan suka ulet yang bilang ‘pucuk..pucuk..pucuk’ unyu ituu *heleh.. lupakan! Haha, enggak, pucuk itu karena sekarang Undip berada di Tembalang, kawasan Semarang atas *alasan yang terlalu memaksa* -_-


Mungkin sebatas ini yang bisa diceritain sejauh kaki melangkah sampai semester 2. Bakalan ada sekuel-sekuel cerita Planologi seiring 4 tahun kedepan. Hmm.. cakep. Tunggu aja ya! Siapa tahu tertarik bikin kalian pindah jurusan.



Salam calon Planner 

#daily life

Awal Cerita Masuk Planologi

Januari 21, 2013

Kenapa saya masuk planologi ya?

Bayangan pertama saya tentang planologi/perencanaan wilayah dan kota itu merancang sebuah wilayah atau kota jadi sesuai keinginan kita :D *klise banget*


ngedesain kota macam kayak gini (secara fisik) hanya beberapa persen dalm ilmu planologi
Saya kira, jurusan ini akan banyak kegiatan nggambar kota, desain kota, ngebikin sketchs, dan lain sebagainya yang berhubungan ama menggambar. But wait, wait wait.. Saya keterima di Planologi UNDIP itu karena pilihan kedua. Impian jadi dokter manusia tidak dapat tercapai. Jadi saya rada setengah hati keterima disini.

Tapi apalah daya, mungkin Tuhan berkata lain. Mungkin saya lebih cocok menjadi dokter kota. Apapun deh, yang ada embel-embel dokternya..

Setelah masuk ke Planologi UNDIP ini, emang menyenangkan kok. Bagikalian yang suka TI, sosial, bahasa Inggris, sem uanya diterapin disini. Yang benci Fisika, Kimia, apapun itu yang antis IPA, masuk aja kesini. Tapi emang kebanyakan anak-anak Planologi itu kebanyakan SMAnya jurusan IPA. Dan itu sangat membantu dalam menyelesaikan tugas-tugas yang bejibuuun.

Yah, begitulah. Sudah 1 bulan saya disini, di Planologi UNDIP, saya merasakan bagaimana keluar uang yang terus menerus, nggak mandi berkali-kali, tidur telat melulu,bolak-balik nginep di kosan temen, dan semuanya sangat menyenangkan.

Walaupun Planologi yang saya bayangkan tidak setepat apa yang saya pikirkan, saya akan berusaha untuk mencintai Planologi <3 <3

Karena, saya tahu, dengan menjadi seorang planner yang handal (lulusan Planologi), saya dapat berkontribusi kepada negeri tercinta, negeri Indonesia untuk membangun wilayahnya menjadi wilayah yang diimpikan manusia. Deal? 

#daily life

Kejutan di Awal 2013

Januari 04, 2013

Ah, udah lama gak nulis. Dan saya kembali di tahun baru ini dengan membawa ceritaa :)

Tahun baru, bukanlah hal yang terlalu menarik bagi saya pribadi. Nilai satu hari tetap 24 jam. Kontrak hidup di dunia, semakin berkurang. Setiap hari merupakan lembaran baru. Bedanya hanya pada libur panjangnya dan film-film yang tayang perdana di TV swasta.

2013
Oke ini 2013, mengandung angka 13 di belakangnya. Percaya mitos? Sebaiknya jangan, karena dari sebuah mitos, secara tidak sadar akan berubah menjadi sugesti dan menjadi kenyataan.

Setelah travelling ke Banyuwangi, dan liburan di rumah (berperan sebagai Kak Ros bagi Upin Ipin kecilku), lalu tugas-tugas besar yang menghantui, semuanya menjadi rentetan dari semua kekacauan ini.  Minggu tenang yang seharusnya aku gunakan belajar, malah aku gunakan untuk berinternet ria, mengurusi blog, dan bersocial networking. Tak ada hal berarti yang aku lakukan selama di rumah selain melakukan hobi dan pekerjaan rumah.
Karena rumah adalah sarang kemalasan
Dan tiba waktunya kembali ke kos, diantar oleh orang tua. And i'm back, menjalani kehidupan menjadi anak kos. But wait .. Hey hape ambo tertinggal di jok mobil. Orang tua udah hampir nyampe kerumah. Itu hape.. hape mblo.. Siapa di jaman kaya gini, apalagi idup di kampus plano tanpa benda canggih hasil rakitan industri itu?

Akhirnya malam itu hanya mengandalkan minta-minta sms dari teman sekos buat ngesmsin ortu. Dan aku belajar layaknya mahasiswa rajin dan sehat 45. Aku hanya belajar dan belajar. Dan matahari bersinar cerah menerangi kamar kosku (ini hanya perumpaan, sebenernya kamas kos gelap gulita).

Ketika aku turun dari angkot, aku merasa  tenang-tenang saja, sampai merasakan aroma keganjilan di depan ruang kelas yang ramai, tetapi tidak ramai seperti akan mengerjakan ujian. Aku mulai panik.. Panik! Panik! Panik @ the Disco jaal..

Aku gak berani tanya "Udah selesai ya?" "

Tapi yang lain sadar "Kamu baru berangkat?"


INNALILLAHI...

Aku salah jadwal. UAS Pendidikan Agama yang aku kira mulai dari jam 9, ternyata mulai jam 8.Oh God WHY? *nangis kejer* 

Bayangin itu deh, hari pertama ujian, UAS perdana waktu kuliah dan aku telat satu jaam. Aku yang panik ga bisa berpikiran dengan bener.

Aku lari ke TU, kena semprot ibunya yang galak gara-gara aku terlalu jujur dan gak berpikir dulu sebelum bertindak (aku panik mblo). Sampai seisi TU memperhatikan, aku dinyiyirin dan disuudzonin ama ibunya, dan aku berusaha buat enggak aku masukin ke hati. Karena aku anak baik aku hanya mendengarkan, sambil berusaha tegar dan senyuum :)

Lalu UAS hari kedua, aku menemui kepala TU. Dan setelah kemarin kejujuranku membawa semprotan yang bikin malu setengah mati dan gak bisa dihindari, sekarang aku malah ngomong kalo aku sakit. Dan begitulah, tanpa surat dokter semuanya ga bisa berjalan. Bodohnya aku :'( Jalan satu-satunya hanya menelepon dosen minta ujian susulan. Semoga ini berhasil.

Lalu ada kesempatan untuk ikut Open Recruitment HMTP periode 2013 di jurusan. Tak ada persiapan matang. Tertera di pamflet bahwa batas pengumpulan berkas jam 3 sore. Walau ngumpulin jam 3 lebih 10 menit, entahlah, nanti bisa lolos atau tidak (waktu pengumpulannya dicatet bro). Yang penting optimis dan semangaaat!

Bener-bener kejutan awal tahun yang bikin stress deh. Semua berawal dari daftar prioritas yang berantakan, suka menyimpang dari kewajiban. Tapi aku yakin dibalik semuanya ada rencana Allah SWT buat hambaNya yang kadang ceroboh ini.
Rencana dari Sang Maha Kuasa adalah yang terbaik
Ambil sisi positifnya, kali aja buat ibrah (pelajaran) kedepannya.
Keep spirit and make your day up!

follow me on Instagram