#daily life

Cerita dari Pucuk Semarang tentang Planologi

Maret 13, 2013

Yang mau masuk PWK UNDIP, pasti bakal ngrasain kayak beginian
Ohayo! Kali ini aku pengen cerita tentang jurusanku karena ada beberapa temen yang bingung dan belom dapet gambaran apa-apa tentang jurusan ini, dan semoga postingan ini juga dapat membantu dek adek minim pencerahan *heleh* buat ngasih gambaran jurusan PWK itu gimana sih biar entar gak nyesel kalo masuk sini. Peringatan, gambaran jurusan ini diceritakan menurut sudut pandang seorang mahasiswa Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang baru semester 2, jadi sangat diharapkan bagi pembaca untuk tidak sepenuhnya menjadikan bacaan ini menjadi bahan makalah atau penelitian 

Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, atau basa abang supir daerah Tembalang yaitu Plano atau kalo ditanyain, “Lu kuliah jurusan apaan sih?” “Planologi” dan kebanyakan yang belom tau, pengertiannya mengarah ke arah ilmu tanam menanam. Sedikit ada yang tau kalo Planologi itu nyerempet-nyerempet ke ilmu perencanaan, tapi dikiranya bukan perencanaan wilayah dan kota. Hipotesa sesaat: planologi adalah jurusan yang banyak orang banyak belom tauuu :( Kasian

Karena beberapa hal, Planologi diganti jadi Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota, karena kalo cuman ‘Plan’ kesannya masih terlalu luas. Jadi disempitkan jadi Perencanaan Wilayah dan Kota, kerennya Urban ‘n Regional Planning. Namun sebutan Planologi kadang masih dipake ketika hal tertentu macam situasi kayak gini:

Naek Angkot
Gak lucu juga kan kalo mau turun bilang ke sopirnya “Perencanaan Wilayah dan Kota ya, pak”, makanya jadi “Plano ya, pak” . Atau mungkin situasi seperti ini:

Ditanyain, “Sekarang kuliah dimana? Jurusan apa?” kata pak guru, bu guru, tetangga, sodara, ama abang somay yang jadi langganan
Antara Perencanaan Wilayah dan Kota yang kepanjangan... atau Planologi yang butuh keterangan lebih lanjut, akhirnya diambillah kesimpulan: “Tata Kota, pak” (biasa ya... mager ngejelasin berkali-kali ke banyak orang kalo asing istilahnya)

Atau pas supporter’an waktu tanding olahraga
Planologi *prok prok prok prok* Planologi *prok prok prok prok* Bayangin deh Planologi diganti PWK! PWK! Perencanaan Wilayah dan Kota. Pasti garing. Suwer!

Mmm, yang terpikir oleh saya pribadi pertama kali ketika mendengar nama PWK, jurusan ini menyangkut gambar menggambar, menata kota, merencanakan pasar ama taman bermain dimana, mungkin game cityville banget kali ya.

Tapi udah aku tebak, jurusan ini gak mudah. Gak mudah karena pasti berhubungan ama wilayah yang isinya berbagai macam isi kepala, pejabat-pejabat, politik, dan hal semrawut yang ga pernah aku bayangin waktu dulu.

Bukan hanya menata dan merencanakan, namun kalo dianalis dengan metode statistika inferensial dan hukum Newton serta dipandang dengan tatapan laser *paaan siih, semuanya lebih dari itu. Karena perencanaan wilayah dan kota, sejatinya dia dituntut buat berpengetahuan luas, pinter sosialisi, negosiasi, komunikasi, juga ngelobi. Kita bisa dapat pengetahuan luas disini, karena di jurusan ini dituntut banyak tahu tapi tahunya dia tidak sampai mendalam.
Disini dapet nilai cumlaude itu gampang *kata kaka tingkat* :P Hanya rajin ngerjain tugas, ga pernah telat ngumpulinnya, aktif di kelas, sedikit kreatif, insyaAllah A berderet-deret rapi. Tapi cumlaude disini harus dengan catatan bisa sosialisasi alias kerja sama.

Efek setelah satu semester kuliah disini: Tiap kali lihat trotoar penuh PKL, aku langsung mikir, nih kerjaan kita di masa depan nih. Liat kemacetan tiap balik dari kampus, liat tempat pariwisata ga keurus, liat liat got penuh bau, ini juga kerjaan kita nih. Pernah salah satu dosen bilang, “Kalian itu harus bisa nerapin materi mata kuliah yang diberikan dengan kehidupan nyata. Karena PWK penuh dengan pengaplikasian” Laptop aku dong, penuh aplikasi, aplikasi game tuing tuing.. -__- sampe lemot *paaan siiiih...

Jadi kalo kita lihat sesuatu itu langsung dihubungin ama kuliahnya sekarang. Jadi, pas liat video Harlem Shake, wah kerjaan kita selanjutnya nih.

Kebanyakan yang lulus disini kerjanya mengarah pada bidang-bidang yang menyangkut wilayah dan kota *yaiyalah masak tentang masak-memasak kan gak lucu broh. Karena menyangkut manajemen suatu wilayah, diharapkan para bapak dan ibu dosen, lulusan jurusan ini paling enggak jadi Presiden. Yah, minimal jadi walikota, bupatilah ato kalo rela sih jadi istrinya presiden. <<==== emotnya bener gak nih... Selain itu juga bisa kerja di BAPPENAS, BAPPEDA, Dinas Tata Kota, di bidang perbankan atau swasta lainnya (LSM, organisasi kemanusiaan, konsultan).

Tapi sekarang aku udah semester 2, dan makin terjerumus ke dalam dunia persiapan menjadi menteri tata kota #ngareeep. Menariknya disini ga ada ipa, beneran, everything’s sosial. Kita kerja tugas apapun itu mata kuliahnya mesti mengarah pada kerja kelompok, kelompok dan kelompok. Karena disini isinya sosialisasi, penyatuan ide, kerjasama, bikin apapun selalu kelompok. Bisa dibilang Jurusan PWK itu Sosialnya Teknik. Berbeda macam arsitek yang dituntut orisinalitas ide produknya jadi invidualis.

Semakin hari, beban yang dipikul semakin berat. #tsah..
Ini cuma perasaan pribadi sih yang sering muncul awal semester 2 sekarang, bukan karena tugas kuliah yang berat dan beeeudjibuun, tapi emang tanggung jawab seorang planner –sebutan lulusan jurusan ini- emang kalo dipikir emang berat. Kita belajar menangani wadah hidup orang banyak, mulai dari manajemen fasilitas, sarana prasarana, mengurusi hajat hidup orang banyak. Insya Allah. Dan itu beeeeulibettt

Kuliah disini punya efek: jadi galau kalo ga ada kerjaan, karena kebiasaan yang dibentuk secara ga langsung yaitu setiap hari itu ada aja tugasnya. Jurusan ini juga banyak jalan-jalan. Lihat aja ke objek dari jurusan ini, yaitu wilayah dan kota, jadi sebagai calon planner yang baik kami disuruh jalan-jalan buat nyelesain berbagai macam tugas ato survey. Dan asiknya plano itu disitu. Gak melulu teori perencanaan, namun mahasiswa dituntut langsung untuk meninjau langsung dan blusukan, macam Pak Jokowow. Hihi.



Di angkatanku kali ini, angkatan 2012 terkenal multicultural banget dibandingkan angkatan-angkatan sebelumnya, tapi dibandingkan dengan jurusan lain ya mungkin kalah macam teknik sipil yang pertama kali jadi jurusan di fakultas teknik. Isinya dari ujung barat, alias Aceh sampe paling timur NTB ama Gorontalo. Mungkin entar 1-3 tahun lagi bakal ada orang Papua asli nyusul :D

Jurusan di UNDIP yang kece ini lahir tahun 1992, jadi masih termasuk muda. Namun jadi jurusan PWK ke-2 terbaik setelah PWK-nya ITB. Spesialiasi PWK di ITB lebih ke pembuatan kebijakan-kebijakan, kalo UNDIP kata dosennya Insya Allah segala bidang bisa. Dosennya yang bilang yaa..

Btw, ada apa dengan judulnya? Kenapa pucuk?

Karena yang bikin postingan suka ulet yang bilang ‘pucuk..pucuk..pucuk’ unyu ituu *heleh.. lupakan! Haha, enggak, pucuk itu karena sekarang Undip berada di Tembalang, kawasan Semarang atas *alasan yang terlalu memaksa* -_-


Mungkin sebatas ini yang bisa diceritain sejauh kaki melangkah sampai semester 2. Bakalan ada sekuel-sekuel cerita Planologi seiring 4 tahun kedepan. Hmm.. cakep. Tunggu aja ya! Siapa tahu tertarik bikin kalian pindah jurusan.



Salam calon Planner 

follow me on Instagram