The Guardians of Atlas City

Oktober 02, 2015


Warning: Ini adalah postingan yang secara materi agak berat dibanding biasanya, berhubung saya kuliah di jurusan yang dituntut buat sadar akan masalah penataan ruang wilayah-kota, jadi yah begitulaah.. Selamat membaca :)

THE GUARDIANS OF ATLAS CITY
Kontribusi Komunitas Kawula Muda Menjaga Ketahanan Kota Semarang



Untuk membuat Kota Semarang jadi tangguh, dibutuhkan mereka sang penjaga ketahanan kota. Menjaga ketahanan si Kota Atlas agar selalu bisa menghadapi segala guncangan dan tekanan. Hmm.. Siapa sebenarnya mereka? 

"Cities are only as resilient as their resident"

Semarang Kota Tangguh?

Hmm.. Semarang yang bagaimana itu? Perlu kita sederhanakan bahasanya, bahwa:
Kota Semarang x konsep resilience city = Semarang Kota Tangguh
Kenapa harus resilience city yang dipilih Kota Semarang? Kita mulai dengan teori Trinity World, yang menyebutkan bahwa tantangan kota-kota saat ini ada 3: urbanisasi, globalisasi dan perubahan iklim (Abdrullaev, 2011). Ketiganya itu juga dihadapi Kota Semarang dan konsep resilience city yang bisa bikin kota tangguh merupakan konsep yang bisa menjawab tantangan tadi. Konsep ketahanan kota membuat kita berpikir lebih strategis saat bikin rencana, pembangunan dan menjalankan fungsi kota, serta memastikan sistem yang ada melingkupi seluruh lapisan masyarakat. Wah kayaknya praktis banget tuh.. walaupun sebenernya tidak semudah itu..

Tapi sebelumnya, bayangkan kalau cara kerja pembangunan yakni membangun dan memperbaiki setelah keadaan darurat terjadi. Pembangunan tersebut bersifat boros, dan dana daerah yang digunakan tidak bisa untuk mencapai sasaran lain. Lebih penting lagi buat kita memandang ketahanan kota bukan hanya sekedar sebagai aktivitas ‘after shock’, tapi sebagai sesuatu yang secara aktif dikejar bersama-sama.

Keinginan Kota Semarang tadi didukung dengan menjadi satu-satunya kota di Indonesia yang terlibat dalam program global 100 Resilience City (100RC), yang diselenggarakan oleh Rockerfeller Foundation. Dengan ikut terlibat program 100RC, pemerintah Kota Semarang benar-benar berharap bisa mengatasi tantangan dan permasalahan perkotaan yang ada, biar bisa bikin Kota Semarang secara berkelanjutan nyaman ditinggali.

Kota Semarang melalui 100RC-nya, bercita-cita menjadi kota tangguh, a resilient city, dimana kapasitas individu, masyarakat, lembaga, swasta dan sistem di dalamnya bisa bertahan, beradaptasi dan tumbuh dengan adanya berbagai guncangan dan tekanan yang dialami, baik fisik maupun sosial. Konsep ketahanan kota ini memungkinkan Kota Semarang buat mengevaluasi keterpaparan kota Semarang sendiri terhadap guncangan dan tekanan tertentu. Tujuannya yakni buat ngembangin rencana yang proaktif juga integral, dalam menghadapi tantangan tadi dan biar bisa merespon secara efektif.


Guncangan dan Tekanan di Kota Semarang


Pondasi Semarang Kota Tangguh
Buat bikin Semarang Kota Tangguh, itu layaknya seperti bangunan, ada material dasar untuk membuat pondasi kokoh. Material inti tadi ada 4: Manusia, Konsep, Sistem dan Infrastruktur. Masing-masing substansi tadi harus saling bekerja sejalan dan bersama-sama.


Komponen Kota Tangguh

Unsur manusia menjadi salah satu kunci utama keberhasilan aksi #SMGTangguh. Pendekatan yang mengutamakan unsur manusia didasarkan pada perluasan, promosi dan perlindungan kapasitas manusia. Manusia disini tidak hanya pemerintah, sebagai pemegang kekuasaan. Tapi bisa meluas termasuk masyarakat umum, pihak swasta, pihak investor, pihak non-governmental, dan juga termasuk di dalamnya anak muda!

Apa yang bisa dilakukan anak muda buat bikin Kota Semarang jadi kota yang tangguh?
Kembali kalo kita balikin ke subjek kita: anak muda. Apa sih kelebihan mereka, sampe-sampe harus dilibatin buat bikin Semarang Tangguh?

“Berikan aku 1000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya
berikan aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia” . (Bung Karno)

Sebagus apapun peraturan dan kebijakan udah dibuat, masyarakat tetap menginginkan bukti nyata hasil perencanaan. Kota Semarang harus bisa mewujudkan rencana-rencana tadi dan hal itu nggak bisa berjalan dengan maksimal kalau sedikit pihak yang terlibat. Dengan berkaca pada pengalaman berbagai kota, maka kerjasama antara pemerintah-publik menjadi kunci keberhasilan kota menjadi resilient. Sebagus apapun rencana, persiapan dan institusi, ketahanan kota yang sebenarnya, datang dari kekuatan ikatan sosial di kota tersebut.

Adanya dialog-dialog terbuka, memastikan seluruh komunitas ikut serta adalah pekerjaan besar yang perlu dilakukan bersama. Penduduk Kota Semarang tidak bisa terus menerus menggantungkan diri pada pemerintah ketika ada masalah datang. Seperti kata walikota New Orleans, Mitch Landrieu, kota yang pernah dilanda badai Katrina sbb:


Seluruh komunitas yang ada harus terlibat, apalagi anak muda yang notabenenya adalah generasi penerus, pemegang masa depan kota. Tapi ga cuma sebatas status, dengan kondisi tersebut generasi penerus dituntut jadi generasi yang harus lebih baik dari generasi sebelumnya. Mereka harus lebih agresif dan inovatif dalam mengelola kota. Mimpi Kota Semarang menjadi Kota Tangguh adalah misi jangka panjang yang butuh pemuda-pemuda yang punya kesadaran untuk meneruskan mimpi-mimpi pembangunan Kota Semarang tadi, bahkan lebih. Seperti lari estafet, ada tongkat harapan yang perlu dibawa sampai ke garis finish #aseek

Anak muda juga bagian dari masyarakat yang merasakan bagaimana lingkungan tempat dia tumbuh berkembang mengalami berbagai perubahan fisik dan sosial. Remaja dapat menjadi partner strategis untuk diajak bekerjasama menggali kondisi akan tempat tinggalnya sendiri. 

Secara jumlah, komposisi anak muda di Kota Semarang dapat dilihat secara kasar, dengan keberadaan pusat-pusat pendidikan. Dengan komposisi jumlahnya terdapat 6 perguruan tinggi negeri, 18 perguruan tinggi swasta, serta lebih dari 20 SMA, waah.. gimana gak fantastis tu jumlah sumber daya pemudanya ? 

Anak muda nih.. rata-rata memiliki kondisi dimana dia punya waktu, energi berlebih, semangat mencari pengalaman, idealis, namun peran mereka masih kurang. Mereka bisa merasakan jika ada kesalahan, bisa menerima hal dan cara baru, dan potensi tadi harusnya bisa berkontribusi. Penglibatan mereka sedari muda akan membuat mereka merasa memiliki Kota Semarang.



Satu hal yang kudu diperhatiin pembuat rencana, kebijakan, bahwa resilience adalah bentuk intervensi perencanaan. Ada aspek ‘social-engineering’ yang perlu dimasukkan dalam pembuatan rencana. Pada akhirnya, masyarakat dari sisi sosial diharapkan sudah memiliki self-regulation sendiri. Hal itu akan membuat mereka disiplin tanpa perlu pengawasan pemerintah. Kita juga semua harus percaya bahwa kebijakan akan pembangunan kota seharusnya dilandasi oleh pengetahuan yang dimiliki oleh warga, dan bukan hanya bertumpu pada pemilik modal dan birokrat. Dan bagaimana anak muda bisa bekerja, ikut belajar bersinergi bikin Kota Semarang Tangguh? Jawabannya.. ada pada skema berikut:

TAHU - PEDULI - PAHAM - MENERIMA - PERUBAHAN PERILAKU
(hasil kuliah yang jadi renungan seharian)



Agar Banyak Pemuda Tahu dan Peduli
Dalam framework City Resilience, terdapat dimensi Leadership dan Strategy. Dimensi tersebut dikendalikan salah satunya oleh pemberdayaan stakeholder dengan lingkup seluas-luasnya –dalam konteks ini juga termasuk kamuuu.. ya kamuuu.. anak muda. Hal itu berarti bahwa semua anak muda harus bisa terinformasi secara baik dan juga ikut terlibat. Didalamnya juga termasuk kemudahan akan akses terhadap informasi dan pendidikan, komunikasi antara pemerintah dengan publik, transfer knowledge, serta pengawasan yang tepat waktu.

1. Gunakan Media Sosial
Rasa mengenali akan lingkungannya sendiri akan membuat anak muda merasa peduli dan memiliki. Memiliki lingkungannya, kampungnya, kotanya. Modal sosial di perkotaan ga bisa didapat kaya di pedesaaan. Anak muda kota dengan segala kedinamisannya, dapat memanfaatkan media sosial untuk menjadi agen informasi real-time ke anak muda. Bagi anak muda yang suka dibidang kreatif, seni, digital art, grafitti, bisa dirangkul untuk semakin menggalakkan melalui laman-laman kreatif, instagram, blog, twitter, facebook, path, bahkan aplikasi chatting semacam LINE. Buat yang ahli ngode, ngodein program maksudnya, bukan ngodein orang.. bisa bikin program atau aplikasi android sejenis yang menampung komunitas muda dan agenda-agendanya. Selain itu, iklan-iklan yang cactchy bisa dipersiarkan melalui radio atau koran lokal, sehingga bisa bikin mimpi bersama Semarang Tangguh semakin terdengar gaungnya

2. Ciptakan Tren
Pengenalan konsep Semarang Kota Tangguh, isu-isu pembangunan terkini, ajakan aktivitas lingkungan sosial yang seru, forum-forum dunia maya, dapat secara masif membentuk pola pikir anak muda. Agenda-agenda #exploresemarang – nya anak muda tidak harus ke tempat-tempat yang memanjakan mata, tapi perlu sekali jalan-jalan ke tempat bagaimana ke padatnya kampung-kampung kota, daerah pesisir Mangkang, daerah rob Semarang Utara, ke kawasan industri Tugu, pinggiran sungai Kali Bringin, ke padatnya permukiman di sekitar pemakaman Bergota, betapa ramainya Tembalang. Paling tidak mereka akan lebih tahu bagaimana beragamnya rupa Kota Semarang yang harus diselesaikan.

Seperti yang dilakukan Himpunan Mahasiswa Teknik Planologi UNDIP pada tahun 2014, menyelenggarakan kegiatan DIPOCITION, dengan tema “Climate Change and Urban Resilience”. Diikuti dengan rangkaian kegiatan seminar nasional, penanaman mangroove, urban campaign, sosialisasi ke siswa sekolah hingga festival jajanan sewu yang menjadi stimulus bagi pemuda untuk berwirausaha. Pada tahun ini, DIPOCITION 2015 berlanjut dengan tema Creative City. Hal ini menjadi tren yang bagus jika selalu dilanjutkan dari tahun ke tahun. Dimulai dari mereka yang sudah tahu akan pentingnya mengangkat isu perkotaan, para mahasiswa menyebarkan tren pentingnya mengetahui isu perkotaan ke khalayak umum.

Beberapa rangkaian acara DIPOCITION 2014


Interests lead to skills, which lead in turn to commitment,
a key component of identity formation
(Kleiber; Marcia, 1980)

Agar Pemuda Memberi Solusi
Didukung pemuda-pemuda yang sudah memiliki pengetahuan dasar tentang resilience city, Kota Semarang bisa melibatkan komunitas peduli lingkungan serta mahasiswa-mahasiswa berbagai lintas jurusan untuk semakin menggemakan isu ini. Misalnya mengevaluasi praktek perencanaan yang melibatkan praktisi. Evaluasi tadi tidak sekedar mencari kekurangan, tapi lebih mencari akar masalah serta solusi inovatif. Karena sekarang bukan saatnya pemuda hanya bisa mengeluh dan mencaci maki masalah, tapi Kota Semarang butuh mereka yang memberi solusi.

Agen Public Relation
Menjadi agen ‘public relation’ antara pemerintah dan masyarakat. Dengan menjadi sosialisator, fasilitator, penyambung aspirasi masyarakat untuk pemerintah, juga sebaliknya, penyambung keinginan pemerintah untuk masyarakat. Karena ketahanan sangat penting dibangun untuk melindungi termiskin dan paling rentan di antara kita, yakni mereka yang biasanya hidup di daerah yang paling mudah terkena dampak, dan mereka harusnya memiliki tabungan simpanan atau asuransi untuk melindungi mereka jika terjadi bencana. Di tiap sekolah-sekolah di Semarang juga dapat dibentuk 'agen-agen' resilient city untung menyebarluaskan agenda Semarang Kota Tangguh dan juga mengajak anak muda lain untuk lebih peduli. Di lingkungan sekitar, melalui  kegiatan-kegiatan komunal seperti gotong royong, pengajian, arisan, dll dapat dilakukan sosialiasi pemahaman ketahanan kota dan praktek-praktek yang berhubungan. Agenda desa-desa binaan harusnya juga ketika di kampus juga harusnya menjadi sarana belajar antara mahasiswa dan masyarakat untuk lebih bisa menerapkan konsep resilient city di kota Semarang.

Langsung Aksi Tanpa Basa Basi
Melakukan praktek terkait kegiatan resilient city sebenarnya bisa dimulai dari hal-hal kecil sehari-hari. Dilihat dari guncangan dan tekanan, kita bisa membuat perubahan dimulai dari hidup kita sendiri sebagai anak muda. Karena “knowledge is worthless if you don't know how to use it”, maka segera saja, mari kita terapkan lifetyle #SemarangTangguh. Praktek tersebut bisa dimulai dari melihat tekanan dan guncangan Kota Semarang, dari situ pemuda dapat melakukan banyak hal-hal sebagai berikut:
  • Belajar melalui komunitas-komunitas yang ada sesuai dengan passion masin-masing.
  • Ekonomi dan kemiskinan? Belajar entrepreneurship, belajar menjadi pedagang sejak kecil tanpa malu-malu
  • Kemacetan? Hmm.. yang ini agak susah, karena kemacetan adalah dampak dari sistem dan solusinya adalah memperbaiki sistem tersebut secara keseluruhan. Sebagai anak muda, jadilah ahli trasnportasi, jadilah pimpinan kota yang dapat menciptakan sistem tersebut di masa depan, karena campaign-campaign gerakan transportasi yang ramah lingkungan saja tidak cukup untuk menciptakan transportasi yang berkelanjutan.
  • Sampah? Tidak cukup buang sampah pada tempatnya, tapi juga olah sampah menjadi rupiah dengan membuat kompos, kerajinan tangan, membuat barang-barang DIY.
  • Electricity? Penggunaan barang-barang ramah lingkungan, juga pola hidup yang bijak dalam menggunakan barang elektronik: lampu, kipas angin, AC.
  • Ketahanan pangan? Mensupport bahan-bahan makanan lokal dan berusaha menggali berbagai resep kuliner lokal
  • Linkungan Hijau? Bertanam awabannya.. Bertanam sebenarnya kegiatan menyenangkan karena bisa menjadi sarana rekreasi di tengah penatnya kehidupan perkotaan. Bagi anak muda angtinggal di kota dan suka kegiatan ang berbau tanaman, sampai saat ini masih ngetren secara global kegiatan urban farming, dengan berbagai inovasinya seperti hidroponik dan vertical garden. Gerakan penghijauan di kota juga sebenarnya dapat melibatkan mereka si anak muda yang merindukan ruang-ruang hijau.
  • Menambah pengetahuan tentang cara hidup sehat dan ramah lingkungan, mengikuti workshop, campaign, menjadi volunteer, diskusi bersama isu-isu lingkungan sekitar.

Komunitas Seru
Melalui komunitas, anak muda akan berkumpul dan berlajar bersama untuk memiliki kesamaan pikiran, pemahaman dan kepedulian bersama. Agenda membuat Semarang Tangguh merupakan hajatan bersama yang membutuhkan banyak orang di dalamnya. Melalui komunitas-komunitas yang sudah ada, bisa kita hembus dan naikkan isu resilience city di Semarang. Berikut merupakan beberapa komunitas yang sudah sepatutnya jadi inspirasi pemuda-pemuda untuk ada di Semarang, dan potensial untuk bersinergi untuk terlibat gerakan Semarang Kota Tangguh:
  • Indonesia Berkebun, komunitas yang bergerak melalui media jejaring sosial yang punya tuuan buat menyebarkan semangat positif untuk lebih peduli kepada lingkungan dan perkotaan dengan program urban farming, yaitu memanfaatkan lahan tidur di kawasan perkotaan yang diubah menjadi lahan pertanian/perkebunan produktif. Di Semarang sudah ada jaringannya yakni Semarang Berkebun. Namun yang perlu jadi sorotan yakni keterlibatan pemuda di dalamya juga harus ada. Misal, di Bandung, terdapat gerakan pemuda sadar pertanian dan panganan lokal: Agritektur (tumblrnya), yang perlu di adakan juga di Kota Semarang.
 Kegiatan Indonesia Berkebun
Aktivitas Urban Farming di Indonesia Berkebun
  • Komunitas-komunitas lingkungan lainnya: KOPHI Jateng, yang berpusat di Semarang, merupakan cabang dari KOPHI nasional, lalu ada CEO Semarang (Care Environmental Organization) & Atmosphere. Dan dapat dipastikan bahwa sebenarnya di tiap-tiap universitas di Semarang ada banyak perkumpulan yang mengkhususkan diri di bidang lingkungan.
  • AIESEC UNDIP, komunitas global yang juga memiliki chapter di Kota Semarang yakni melalui UNDIP, menjadi komunitas mengkhususkan diri pada self-development dan leadership di anak-anak muda. Dengan agendanya dan berbagai kerjasama, AIESEC mencoba mengajak anak muda yang bedomisili di Semarang untuk mengembangkan potensi soft skill mereka.
  • KeSEMaT, akronim dari Kelompok Studi Ekosistem Mangrove Teluk Awur (KeSEMaT) adalah Unit Kegiatan Kemahasiswaan Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro Semarang. Melalui kegiatannya yakni Mangrove Education Center of KeSEMaT (MECoK), juga dengan komunitas volunteernya, KeMANGTEER Semarang, mereka mencoba berfokus pada usaha penanaman mangroove sebagai bentuk kepedulian lingkungan di bagian wilayah pesisir.
  • Ada pula komunitas online semacam Loenpia sebagai komunitas para blogger Semarang yang sudah berusia 8 tahun. Komunitas ini memiliki peran penting sebagai forum tukar pikiran warga Semarang, termasuk anak muda, dengan aktivitas blogging atau menulis kreatif.
  • Komunitas pecinta sejarah di Semarang, seperti OASE, Lopen. Komunitas ini mencoba menjaga kecintaaan sejarah akan Semarang dengan agenda-agendanya dan mengangkat isu-isu berkaitan pelestarian cagar budaya di Semarang. Mereka perlu diajak untuk melihat sejarah Semarang dari sisi perubahan adaptasi dan modernitas. Bagaimana sejarah berbagai tantangan di Kota Semarang, dapat menjadi pembelajaran bersama ke depan.
  • Komunitas seni kreatif, yang dapat menjadi media yang mengkritisi isu-isu perkotaan dan manusia di Kota Semarang, hasil karya mereka dapat menjadi media efektif untuk menarik massa. Di Semarang terdapat ORarT ORET, juga Karamba Art.
  • Dan komunitas-komunitas pemuda lainnya yang tidak terdeteksi di tingkat lingkungan

Melihat betapa beragamnya komunitas tadi harapan saya sih, sebenarnya di Semarang sudah banyak komunitas muda yang bagus, dengan fokus masing-masing, sudah bergerak dan berusaha beraksi langsung menghadapi guncangan dan tekanan Kota Semarang. Namun baiknya mereka tidak sekedar melakukan misi dari organisasi itu saja, tapi saling kolaborasi. Komunitas-komunitas lokal terutama, baiknya ikut serta menerapkan misi makro yang bersifat jangka panjang tadi, Kota Semarang Tangguh. Sehingga perlu dibuat semisal database dan forum yang memudahkan koordinasi.

Saat ini sudah ada forum semisal Rembug Socmed, yang mempertemukan kalangan-kalangan online yang diinisiasi anak muda, dengan Pemerintah Kota Semarang yakni walikota Semarang, Pak Hendi. Perlu diadakan pula temu komunitas-komunitas anak muda di Semarang sejenis, untuk membahas agenda Semarang Kota Tangguh. Hal tersebut bisa menjadi langkah awal partisipasi para anak muda melalui komunitasnya, dengan harapan dapat bersinergi satu sama lain, termasuk dengan pemerintah. Sehingga kegiatan-kegiatan mereka menjadi satu kesatuan yang saling melengkapi satu sama lain, seperti kepingan puzzle.

Berbeda beda dan bersama-sama untuk turut andil

Sama-sama Aktif
Nah kalau anak muda udah ngelakuin hal-hal diatas, pemerintah sebagai pihak berwenang juga punya andil buat bikin kebijakan ‘social-engineering’ terkait anak muda. Kata kuncinya adalah: empowerment alias pemberdayaan. Tidak cuma berpartisipasi saja, tidak sekedar mengikutsertakan, tapi menggiring mereka dengan pengetahuan dan berbagai dorongan. Misalnya saja, pemerintah bisa saja memberi kemudahan komunitas-komunitas untuk tumbuh subur dengan stimulasi secara fisik keraungan, berupa penyediaan ruang-ruang publik yang aman dan nyaman bagi komunitas muda untuk berkumpul.


Bryan Park di tengah-tengah New York,
contoh ruang publik yang sukses digunakan sebagai tempat berkumpul komunitas

Terkait pemberdayaan anak muda, menurut Kiefer (1984): "Semakin lama peserta memperpanjang keterlibatan mereka, semakin mereka akan memahami. Semakin mereka memahami, semakin termotivasi mereka untuk terus bertindak. Semakin mereka terus bertindak, maka mereka semakin proaktif. Semakin proaktif mereka, mereka akan semakin meningkatkan keterampilan dan efeknya secara lebih lanjut. Semakin mereka merasakan keterampilan dan efeknya, maka akan semakin besar kemungkinan mereka akan tetap melakukan hal tersebut di masa mendatang”.

Kita semua satu tim, satu tim untuk mencapai tujuan #SMGTangguh. Tujuan itu adalah bentuk pilihan kita dalam menentukan nasib tempat kita tinggal kita, nasib Kota Semarang.

The Guardians of Atlas City
Guardians? Penjaga dan pengawal kota Semarang menuju Kota Tangguh? Ya pada akhirnya, bisa dibilang... bahwa mereka, para pemuda, adalah sang penjaga, karena mereka mereka memang bertugas menjaga mimpi keberlanjutan Semarang Kota Tangguh. Mereka jadi wakil dari rakyat, tapi juga menjadi tangan panjang pihak pemerintah untuk turut beraksi di tengah-tengah masyarakat. Semuanya dilakukan anak muda untuk mewujudkan mimpi-mimpi kota yang lebih baik untuk ditinggali, menuju Semarang Kota Tangguh di masa depan.

Referensi:
http://100rcsemarang.org
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Semarang#Pendidikan
http://tentangsmg.com/lifestyle/komunitas-generator-kreativitas-di-semarang.html
http://www.boomsbeat.com/articles/2158/20140414/check-out-all-the-fun-things-to-see-and-do-at-bryant-park-new-york-photos.htm

 -//-

 Keterangan: Tulisan ini terpilih sebagai finalis pertama lomba blog Semarang Tangguh oleh 100RC Semarang, Oktober 2015
 

You Might Also Like

0 comments

Berkomentarlah, sebelum berkomentar itu dilarang

follow me on Instagram