#daily life

The Story of Flam(e)boyant Fan

November 13, 2015

Sudah bulan November. Hujan akhirnya datang, sehari-dua hari sekali, setelah sensasi sauna kemarau diumpat-umpat. Tak cuma polusi udara yang hilang, tapi polusi suara juga dibuat berkurang. Tepat di depan meja belajar di kamar, ada jendela yang menghadap jalan. Jendela ini tempat masuk segala buangan suara segala kendaraan yang lewat. Syukurlaaah.. mereka hilang seketika saat hujan turun. Bisa fokus ketika belajar... bisa fokus do’a biar dimudahin skripsinya ._.

Di akhir-akhir kemarau kemarin nih, alhamdulillah juga masih bisa bersyukur. Masih dikasih nikmat melihat dengan mata yang sehat tanpa perlu kacamata. Masih bisa dengan beningnya ngeliat keindahan alam di pinggir jalan.

flamboyan di jalan lingkar kaliwungu, kab kendal


Keindahan tadi namanya flamboyan. Amboooy.. Nama latinnya Delonix regia, dari bahasa Yunani delos, yang artinya mencolok, dan onyx, yang artinya cakar, dilihat dari tampilan bunganya yang spektakuler, flaming, berkobar, mencoret-coret pikiran.. badhaaay macam cakar maap lebay


Pohon ini benar-benar mencolok, apalagi ketika ia statusnya jadi penghias jalanan. Levelnya bukan lagi 'bunga-di-tepi-jalan'. Ga cuma sekedar cantik, flamboyan ini ngalihin perhatian dengan tampilannya, sekaligus punya peran sebagai pohon peneduh. Tajuknya melebar seperti payung dengan ranting-ranting ramping, serta buahnya bergelantungan, berupa petai-petaian/polong yaaa atau apalah itu namanya yang berisi biji-biji.

Pohon yang aslinya dari Madagascar ini cantik gara-gara bunganya pada janjian show-off rame-rame. Di akhir-akhir bulan kemarau, yang dipenuhi limpahan sinar matahari, dengan hebohnya mereka bermekaran. Indah bangeettt :3

keindahan, yang masih kurus

Bahkan di sepanjang jalanan kampus ada juga. Tapi gak terlalu berbunga lebat, karena pohonnya masih muda dan tampaknya dia berebutan jatah sinar matahari dengan pohon-pohon di sekitarnya.



Pengen nanem pohon ini buat jadi pohon penghias sepanjang jalan pantura yang membosankan. Wkwkwkwkk.. Jalan kenang-kenangan sir Daendels, yang dikenal dengan kendaraan-kendaraan berat overload, rumah makan dan rest area. Panas, berdebu, membosankan, bikin ngantuk, gitu-gitu aja... Atau peneduh di jalan-jalan pedestrian, macam di Korea atau Jepang.


Bayangkan kalau saja berubah orange.. dari cherry blossom festival, jadi flaming flamboyan festival di bulan kemarau.. haha apa jadinya. Efek oranyenya membakar semangat orang-orang di musim kemarau!


Tapi sayangnya, pertumbuhan akarnya bisa merubah bentuk aspal atau perkerasan lainnya. Selain itu, dilansir dari web Louis the Plant Geek, flamboyan dianggap pengotor, apabila ditanam di sepanjang pinggiran jalanan atau trotoar, Itu karena dianggap menimbulkan masalah karena bijian polongnya. Baiknya flamboyan ditanam pada tanah yang toleran dan benar-benar padat yang kokoh untuk ‘nampani’ polong-polongan, tanpa menyebabkan kerusakan. Jika ditanam di taman, flamboyan cocok dijadikan centerpiece yang dibiarkan membesar mengisi ruang taman macam begini:

cantiknya kebangetan
Sepanjang pengamatan pribadi, saat musim penghujan sampai awal-awal kemarau kemarin, mereka ga keliatan mencolok. Penampilannya bisa saja diacuhin, karena saat musim hujan tadi, itu waktu mereka gantian untuk menumbuhkan daun. Pohonnya bakal dipenuhi daun pada lazimnya yang berwarna ijo, ya macam-macam pohon pinggir jalan. Seems-like-nothing-special

Tapi nih.. kalo udah masuk pertengahan kemarau, sekitar bulan Oktober-November, daun-daunnya bakal rontok lalu digantiin ama bunga. Dan kemunculan bunga-bunga ini, jadi pertanda kalau ternyata musim hujan mau dataaaang :3 Mmmm.. ckck.. Benar-benar skenario alam yang indah




Bunga flamboyan ada yang berwarna kuning, dengan varietas D. regia flavida, macam di Galapagos gini:



Atau kemerahan seperti di Puerto Rico:



Atau oranye terang seperti ini:

Indahnyaaa.. :3

Out of topic.. selain si flamboyan, ada kembarannya, yang sama-sama mencolok disaat penghujung musim kemarau. Namanya Bougenville, tapi ia tanaman perdu. Tapi tetap saja indah :3

sebongkah keindahan di kampus UNDIP

Hanya bisa mengucap hamdallah kalau sampai saat ini masih bisa menjumpai pohon-pohon dengan warna-warni bunga yang ceria khas tropis ini.

Semoga saat kerja di lapangan nanti, bisa berhubungan dengan tanam menanam tanaman penghijauan. Kalau ditanya mengapa? Yah.. bagi penulis, selain personal interest, menghijaukan bukan sekedar ‘beautifikasi’ tampilan kota, ataupun sekedar menggenapi kewajiban RTH 30%. Tapi dibalik pekerjaan yang kelihatannya masih dianggap bukan prioritas di banyak kota-kota di Indonesia ini, ada pemaknaaan terhadap kondisi lokal kota Indonesia yang notabenenya kota tropis. Tampilan kota-kota penuh dengan perkerasan, tiang-tiang, urbanisasi yang monoton, berimbas pada pola gerakan penduduk kota ingin segera cepat-cepat lewat ketika pergi-pergi keluar rumah.

Apa yang kita bicarakan yakni tentang quality-of-life, bahwa terkadang kehidupan dapat lebih bermakna dengan memikirkan sesuatu yang kelihatan kecil -di mata kebanyakan penduduk Indonesia, tapi sebenarnya memiliki dampak nyata. Hal kecil tadi dapat dimulai dengan memikirkan untuk memasukkan makhluk hidup dari kingdom plantae tadi ke tiap ruang perkotaan.

Tanaman tidak selalu harus diletakkan di taman. Karena kadang udara segar penuh oksigen dari pohon di kanan kiri jalan, untuk mengusir kepenatan hidup di kota, lebih dibutuhkan dibanding wifi dan gadget. Juga pemandangan indah dari bunga-bunga produk alam, lebih memanjakan mata dibanding deretan bangunan hasil 'modernisasi' yang megah.

Untungnya penulis merupakan orang dari yaaa bisa disebut.. semi-desa, yang masih sempat ngelihat segala yang ijo-ijo, yang seger macam lalapan. Well.. Mbuhlah, sampai kapan.. akan berakhir era-era dimana kesejahteraan disimbolisasikan dengan pertumbuhan ekonomi, kenaikan grafik PDRB, investasi industri.

Sak ngertiku, urip ki ya rak mung nggolek materi tok. Urip iku.. kahanan kepriye manungsa biso reti kenopo manungsa kudu urip nek kabehane bakal mati rak nggowo opo opo. Lha njur urip meh njupuk dalan sing wicaksana opo meh nuruti napsune??




Sumber:
http://www.kew.org/science-conservation/plants-fungi/delonix-regia-flamboyant
http://www.ntbg.org/plants/plant_details.php?plantid=3945
https://id.wikipedia.org/wiki/Flamboyan
http://photospr.photoshelter.com/gallery-image/Puerto-Rico-Collection/G0000d5MmGHcWvAE/I00001ZxVMcEpxAw
https://anekaplanta.wordpress.com/2007/12/26/flamboyan-tanaman-terindah-di-dunia/
http://www.louistheplantgeek.com/a-gardening-journal/903-delonix-regia-sp-916452079
http://amongraf.ro/check-out-the-most-majestically-trees-in-the-world/7/

follow me on Instagram